Selasa, 30 Oktober 2012

Selamat Datang, Syawal (part 1)

Mentari pagi memancarkan sinarnya, membuat sedikit udara dikota ini menjadi gersang. Namun, aku tetap senang. Kutembus indahnya mentari pagi dengan rasa bebas tak berbekas. Setelah sebulan, menempuh jarak yang lumayan melelahkan, kini ku telah mencapai tujuan. Menjejaki setitik kemenangan. Terima kasih, Tuhan. Ucapku tulus sambil mendengar gema takbir di seluruh penjuru negeri ini.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Lailaha Illahu Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillah Hilham. Sayup demi sayup takbir terdengar begitu suci, begitu murni. Terima kasih, Tuhan. Ucapku sekali lagi.
Kupercepat langkah menuju mesjid diujung gang. Sudah penuh rupanya. Aku mencari tempat yang masih kosong. Dan kutemukan itu di pojok mesjid ini.
Kuhampari sejadahku, siap untuk bersujud kpd Sang Maha Agung. Gema takbir masih terdengar, membuat satu demi satu kalimatnya menyentuh dadaku, perlahan, namun ku tau ada magnet kuat disana. Aku merasa dekat dengan Tuhanku, Penciptaku, Kekasihku. Terima kasih Tuhan, atas semua hal yang telah Kau berikan.
Tak tau harus mengucapkan apa, hambaMu ini benar-benar tak ingin Kau lepaskan, menyusuri langkah kehidupannya sendirian. Izinkan aku terus bersamamu, Tuhan. Dalam siang malam, bersama gelap terang.
Ku rasakan air mataku menetes satu persatu, menggambarkan penyesalan yang tergores dihatiku. Dulu lukanya kecil, sekarang telah menjadi sebesar....aku tak tau.

1 Syawal 1433H

Biarkan Senja Ini Kubawa Pulang



Minggu malam, hari terakhir liburan. Aku pulang, membawa sejuta kerinduan dan kenangan. Dalam setapak demi setapak langkah dijalan, harapan untuk kembali bersamamu selalu ku genggam. Dalam setetes keringat yang mengucur perlahan di dahi, ada sebuat pelangi di segores luka hati. Dan...dalam setiap kata yang kugoreskan, ada namamu yang selalu menjadi impian masa depan.
Biarkan senja ini kubawa pulang. Meski keindahannya dapat dinikmati semua orang, tapi ketakjubannya hanya dapat dilihat segelintir orang. Begitu juga dengan dirimu, meski hampir seluruh wanita merasakan hangatnya cintamu, hanya ada seseorang yang menghargai keberadaan dirimu; itu aku.
Biarkan senja ini kubawa pulang. Walau hanya sesaat, izinkan aku memeluk hangatnya, merasakan keberadaannya, dan memaknai apa maksud penciptaannya. Begitu juga dengan dirimu, walau kutau cintamu semu, biarkan aku berlalri mengejar bayangmu. Karena yang ku tau, kaulah benih kebahagiaanku.
Sekali lagi, biarkan senja ini kubawa pulang. Meski kutau akan ada banyak bintang yang menggantikan warnanya, aku hanya ingin dirinya. Begitu juga dirimu, meski ku tau akan ada banyak wanita yyang menggantikan posisiku, aku hanya ingin -dan tetap- dirimu. Membiarkan diriku masuk kedalam hidupmu, dan menikmati semunya dirimu.

Karena terkadang, ada seseorang yang membiarkan dirinya terus terluka hanya untuk melihatmu bahagia. Sadarlah:')

2 September 2012

Sabtu, 27 Oktober 2012

Seucap Cerita Tentang Kita


Seucap Cerita Tentang Kita
: untuk RAF

Aku mengenangmu. Hari ini. Disini. Dalam dimensi yang –mungkin takkan pernah mempersatukan kita. Ia terlalu jauh, untuk hatimu juga hatiku. Sampai kapanpun, sekuat apapun, dan sekeras apapun usaha kita, kita tak dapat meraih genggaman satu sama lain. Dan selamanya akan terus seperti itu.
            Aku ingat, bagaimana ketika kamu pertama kali datang mengetuk pintu hatiku –dengan setangkai mawar dan sebuah cinta di tanganmu. Secara sederhana kita bersama-sama merangkai sebuah makna bahagia. Ini klise, tapi aku menyukaimu.
            Sehari setelah kita bertemu saat hari ulang tahunmu, kamu menghilang. 2 minggu sebelum ulang tahunku. Setiap malam dalam keheningan namamu selalu kuselipkan. Aku merindukanmu dan semoga kamu merindukanku.
            Entah karena Tuhan mendengar doaku atau kasihan padaku, saat kalender rumahku menujuk angka 30 di bulan Mei. Ini hari bahagiaku. Dimulai ketika semua kejutan di sekolah sampai ketika kamu datang ke rumah. Saat senja kamu datang dengan ku kecil di tanganmu dan sebuah kado. “Selamat ulang tahun.” katamu, lalu tersenyum. Ah, senyum itu tak terlupakan dan yang ku rindukan sekarang.
            Aku kira, hari-hariku akan terus bahagia setelah kejutan ulang tahun itu. Namun lagi-lagi kamu menghilang tanpa mengucapkan alasan bahwa kamu akan pulang, kesini. Kehati ini. Kamu meninggalkanku sendirian.
            Aku terus menunggumu, menjaga cintaku untukmu. Tapi kau tak juga kembali, kau telah pergi. Dengan menggenggam hangat tangan orang lain. Ia telah mengisi hatimu dan kamu telah memberikan cintamu padanya.
            Ah, sudahlah. Aku tak ingin menangis. Aku hanya ingin mengenangmu. Mengenang kenangan kita. Hari ini. Disini.
            Mungkin aku terlalu idiot mengenang orang yang sedang merajut kenangan indah bersama orang lain. Kau boleh tertawa sekeras yang kau bisa. Terserah kau ingin menganggapku apa. Yang harus kau ingat, AKU HANYA MENGENANGMU. Bukan berarti aku akan menangis, mengais, kemudian mengemis padamu hanya untuk mengharapkan kau kembali.



Pergi. Biarkan saja aku sendiri.

Madrasah Aliyah, Lantas Masalah?!


 
MAN 2 BOGOR 
 
Madrasah Aliyah, merupakan sekolah atas berbasis agama Islam. Namun terkadang, segelintir orang menganggapnya sebagai sekolah buangan. Mereka mengira, siswa disini tak lebih tinggi derajatnya dari siswa berbasis sekolah umum. Entah siapa pencetus pemikiran tersebut, tapi yang pasti ia telah melakukan kesalahan dalam pemikirannya.
                Mari ambil contoh untuk kasus seperti ini. MAN 2 BOGOR salah satunya. Sekolah yang berada di Jalan Padjajaran no. 6 ini termasuk madrasah favorit di Bogor. Bukan berarti, kami –para siswa merupakan siswa yang terbuang, hanya saja disini kami diajak mengenal lebih dekat agama Islam tanpa menghilangkan pengetahuan umum.
                Sekolah yang di kepalai oleh Drs. H. Hawasi ini, memulai aktifitasnya pukul 07:00 pagi hingga 14:15 siang. Selama 7 jam lebih, kami diajak menuntut ilmu tanpa meninggalkan kewajiban sebagai umat Islam. Sebagai contoh, pukul 12:00 siang kami harus melaksakan sholat zuhur secara bersama-sama di Mesjid Raya Bogor. Kemudian, kegiatan belajar mengajar dilanjutkan kembali hingga bel pulang berbunyi.
                Tentang tugas-tugas kami, jangan tanyakan betapa menggunungnya hal tersebut. Para guru selalu memberikan tugas di akhir pelajarannya dan –terkadang- hanya memberikan sedikit waktu untuk menyelesaikannya.
                Dengan tugas yang menggunung, bukan berarti kami tidak mengembangkan bakat kami. Berbagai wadah telah disediakan disini untuk menyalurkannya. Wadah tersebut yang kemudian mengajak kami menggapai mimpi, menjejaki satu demi satu tangga untuk mencapainya, dan membuat kesuksesan karenanya.
                Memang, tak dapat dipungkiri ada beberapa diantara kami yang belum menyadari bahwa mereka beruntung bersekolah disini. Dengan biaya yang relatif terjangkau, seharusnya mereka sudah tak menganggap bahwa sekolah ini merupakan sekolah “pelampiasaannya”. Karena disini siswa sudah dikenalkan tentang bagaimana kerasnya sekolah atas selanjutnya. Sekali lagi, tanpa menghilangkan syariat Islam tentunya.
                Jadi, jangan pernah anggap kami rendah. Kami bahkan dapat jauh lebih sukses dari siswa berbasis sekolah umum. Kami bersekolah disini bukan berarti kami terbuang, kami hanya ingin maju bersama Allah menuju masa depan cemerlang. Dan kami akan berjuang untuk mengalahkan kalian di ujung kesuksesan. SALAM!

KETIKA KAMU PERGI


Aku lupa, bagaimana menuliskan namamu di balik bait-bait puisiku. Puisi yang di dalamnya selalu membuatku rindu padamu, merangkai canda saat senja tiba, dan secara sederhana.
Aku lupa, bagaimana menuliskan bayangmu di balik kata-kata ceritaku. Cerita manis tentang keinginanku selalu bersamamu, merangkul hujan dalam dingin. Kau menjelma –menjadi sepasang doa yang selalu ku panjatkan ketika malam tiba.
Aku lupa, bagaimana menuliskan duniamu di balik kalimat-kalimat sajakku. Sajak yang sengaja ku tulis untuk mengenangmu. Membuat air mataku jatuh begitu saja ketika menyelami setiap kata dan baitnya.
Aku bahkan lupa, bagaimana caranya aku bahagia ketika kamu pergi; bersamanya.
Sumber : http://kolombloggratis.blogspot.com/2011/03/tips-cara-supaya-artikel-blog-tidak.html#ixzz2NEfURgcc