Aku lupa, bagaimana
menuliskan namamu di balik bait-bait puisiku. Puisi yang di dalamnya selalu
membuatku rindu padamu, merangkai canda saat senja tiba, dan secara sederhana.
Aku lupa, bagaimana
menuliskan bayangmu di balik kata-kata ceritaku. Cerita manis tentang
keinginanku selalu bersamamu, merangkul hujan dalam dingin. Kau menjelma
–menjadi sepasang doa yang selalu ku panjatkan ketika malam tiba.
Aku lupa, bagaimana
menuliskan duniamu di balik kalimat-kalimat sajakku. Sajak yang sengaja ku
tulis untuk mengenangmu. Membuat air mataku jatuh begitu saja ketika menyelami
setiap kata dan baitnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar