Halooo.
Akhirnya setelah menghilang beberapa bulan, gue muncul lagi di hadapan kalian.
Kali ini bukan untuk membuat fiksi –tapi hanya untuk sekedar berbagi cerita
kenapa gue gak nulis-nulis dan (mungkin) buat kalian kangen~
Curhatan
ini gue buat waktu lagi suntuk-suntuknya sama kehidupan gue dan itu juga
sebabnya kenapa gue pakai panggilan “gue” bukan “saya” seperti biasanya.
Sebelumnya sorry, penulis amatir memang senangnya bercerita:’)
Jadi
kemana gue selama ini? Gue ada. Masih di depan laptop dan duduk di bangku yang
sama. Bedanya, ide gak pernah mampir untuk sekedar memberi ucapan selamat malam
kesini. Miris kan? Iya. Itulah hidup. Kita gak pernah tahu kapan yang selalu
datang akan juga selalu pergi. Gue sudah coba buat cari dengan berbagai cara:
meditasi ke rumah sakit, mondar-mandir di taman, bahkan sampai bengong di kamar
mandi pun gue lakukan! Sayangnya, ide gak juga datang.
Itu
alasan utama kenapa blog gue biarkan usang.
Alasan
pendukungnya adalah ada kejadian yang buat gue nangis dan gak mood nulis sama
sekali. Padahal, setelah gue pikir-pikir kejadiannya keren juga kalau dibuat
fiksi. Hehehe. Mau tahu? Yuk simak lagi!
Jadi
gini, ada seseorang yang buat gue bisa senyum-senyum kalau dapat pesan singkat
dari dia. Bisa juga buat gue uring-uringan kalau dia ada di twitter tapi gak
balas sms. Sebut dia: EX.
Sebelumnya,
si EX ini pernah juga singgah di hidup gue setahun yang lalu. Kita kenal karena
salah satu teman gue yang kasih tahu. Setelah kenal, kita jadi dekat. Waktu itu
gue masih kelas 10 dan dia sudah kelas 12. Kita beda sekolah. Dia mau fokus UN
makanya gue (agak sedikit) lama nunggu kepastian dari si EX ini.
Singkat
cerita, si EX ternyata pergi dengan alasan yang (mungkin masih) bisa diterima
hati gue. Gue kehilangan. Bingung? Iya. Gue juga gak ngerti kenapa perkenalan
singkat via mak comblang ini begitu membekas. Sederhana tapi bermakna:’D
Beberapa
hari gue lewatin dengan air mata. Capek? Pasti. Kurang Kerjaan? Bisa jadi. Move
on? Nggak tahu. Teman-teman gue mungkin gemes –kenapa nasihat mereka untuk
lupain EX gak kunjung gue lakuin. Sampai akhirnya mereka membiarkan gue larut
dalam kesedihan gue sendiri.
Gue
gak salahin teman-teman gue yang memutuskan melakukan tindakan senekat itu. Gue
yakin itu cara mereka peduli.
Setiap
orang punya caranya masing-masing, bukan?
Kemudian
gue naik ke kelas 11. Di kelas 11 gue sudah gak sempat mikirin si EX karena
tugas yang numpuknya kayak gundukan jerami. Banyak banget. Belum lagi project
gue untuk menulis semakin ketat. Jadi gue sempat lupa sama apa yang bisa buat
hati gue retak waktu itu.
Sayangnya,
saat kenangan masa lalu sudah gue tutup dan gue mulai mencari kenangan baru,
dia justru datang dan mencoret lagi kehidupan gue.
Lebih
parahnya, gue justru kembali jatuh cinta.
Kenapa?
Gue sendiri gak pernah dapat jawabannya. Mungkin gue belum bisa tegas sama diri
sendiri sehingga dia datang lagi. Mungkin juga gue masih ada rasa sehingga dia
masih jadi yang utama. Mungkin juga dia cinta pertama.
Mungkin.
Dan menebak-nebak telah membuat diri gue kalut sendiri.
Intinya,
kita dekat lagi. Walaupun gak selama dulu dan pada akhirnya gue ditinggal
(lagi) lantas nangis (lagi).
Dengan
alasan yang sama dia pergi.
Itu
artinya gue harus menyusun hati gue lagi.
Untuk
yang kedua kali. Juga dengan alasan yang sama.
Blog
usang dan hati retak bukan menjadi alasan gue berhenti berjuang. Selama
menghilang, gue juga sudah berhasil menggapai mimpi gue yang pertama: bikin
buku.
Daripada
nungguin ide datang dan akhirnya gak nulis-nulis, gue memulai revisi cerpen
lama. Semuanya gue perbaharui. Dan jadilah SLICE
OF LIFE: Akan tiba saatnya dimana kamu
akan merasa bahagia.
Judul
diambil dari pengamatan gue terhadap orang-orang yang terlalu sering
mendramatisir masalahnya. Termasuk gue. Tapi pada akhirnya, semua akan indah
pada waktunya, bukan? Tuhan gak mungkin memberikan masalah diluar batas
kemampuan makhluk-Nya. Kita hanya perlu keikhlasan dan kesabaran doang kok!
Sampai kapan sabar? Sampai kapan ikhlas? Sampai lo sudah siap meninggalkan
kesedihan dan mulai mencari kebahagiaan baru.
SLICE
OF LIFE adalah kumpulan cerpen yang masih terbit sendirian. Beberapa cerpen
diambil dari kehidupan dan pengalaman yang gue alami selama ini, beberapa
lainnya dari kehidupan orang lain. Kalian mau baca? Boleh dong. Hubungi gue
secepatnya lewat twitter: @nadaanadi.
See
you!
23/07/13
- 22:55
Baju batik ingin berkata semakin hari mbak nada tambah mahir menulis, bahasanya tidak kalah dengan penulis professional, memang benar dengan menulis kita tidak berbeda dengan membangun sebuah khayalan. dan percayakah kamu apa yang kita raih sekarang mungkin adalah angan angan ataupun mimpi kita 5-10 tahun yang lalu dan bisa jadi sudah terlupakan. jangan lupa kirim kabar kalao punya artikel yang baru ya... salam hangat.
BalasHapus